Selasa, 06 Oktober 2009

DI SAAT DAKU TUA....

Di saat daku tua, bukan lagi diriku yang dulu
Maklumilah diriku, bersabarlah dalam menghadapku

Di saat daku menumpahkan kuah sayuran dibajuku,
Di saat daku tidak lagi mengingat cara mengikat tali sepatuku,
Ingalah saat - saat bagaimana daku mengajarimu, membimbingmu untuk melakukannya.

Di saat saya dengan pikunnya mengulang terus menerus ucapan yang membosankan
Bersabarlah mendengarkanku, jangan memotong ucapanku, dimasa kecilmu, Daku harus mengulangi dan mengulangi terus sebuah cerita yang telah ceritakan ribuan kali hingga dirimu terbuai dalam mimpi

Di saat saya membutuhkanmu untuk memandikanku
Janganlah menyalahkanku.
Ingatlah dimasa kecilmu, bagaimana daku dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi?

Dis aat saya kebingungan menghadapi hal - hal baru dan teknologi modern
Janganlah menertawaiku
Renungkanlah bagaimana daku dengan sabarnya menjawab setiap "Mengapa" yang engkau ajukan di saat itu.

Di saat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan.
Ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku
Bagaikan dimasa kecilmu daku menuntunmu melangkahkan kaki untuk belajar berjalan

Di saat daku melupakan topik pembicaraan kita
Berilah sedikit waktu padaku untuk mengingatnya
Sebenarnya, topik pembicaraan bukanlah hal yang penting bagiku, asalkan engkau berada disisiku untuk mendengarkanku, daku telah bahagia.

DI saat engkau melihat diriku menua, janganlah bersedih...
Maklumilah diriku, dukunglah daku, bagaikan daku terhadapmu, di saat engkau mulai belajar tentang kehidupan.

Dulu daku menuntunmu menapaki jalan kehidupan ini, kini temanilah daku hingga akhir jalan hidupku.
Berilah daku cinta kasih dan kesabaran. Daku akan menerimanya dengan senyuman penuh syukur.
Di dalam senyumku ini, tertanam kasihku yang tak terhingga padamu.

KESATUAN DI DALAM TUHAN (YOHANNES 17 : 21)

DI dalam kehidupan ini Allah telah memberikan segala yang istimewa bagi umatNya, tetapi keistimewaan itu sering gagal dijadikan manusia untuk kekuatan untuk mensukseskan kesatuan, padahal kesatuan adalah cita - cita setiap umat manusia di dunia ini, bahkan menjadi doa dari Tuhan Yesus Kristus : Lalu apakah formula untuk mencapai kesatuan itu? Formulanya adalah Kasih (Agape), tidak ada yang lain, tidak yang dari dunia ini, karena dari dunia ini selalu menjadi fana tetapi dari sorga akan menjadi kekal...jika kita hidup di dalam kasih (Agape) dan melaksanakan kasih (Agape) maka kesatuan akan tercapai...dan itu juga formula yang baik untuk pasangan suami isteri,

CIRI MURID KRISTUS

Mereka yang mengenal Allah akan bersikap rendah hati,
Mereka yang mengenal diri sendiri tak akan memegahkan diri, jika kita tidak rendah hati, kita pasti tersandung.

PENOLONG ADALAH CIRI KEHIDUPAN KRISTEN

Melihat dinamika kehidupan saat ini, yang semakin tidak jelas arah dan tujuannya maka setiap orang pasti menginginkan seorang penolong yang memberikan bantuan untuk dapat kuat menjalani dinamika kehidupan ini. Akan tetapi untuk memperoleh dan mencari seorang penolong sangat sulit sekali, sering menemukan para penolong yang semu dan komersial, Mengapa? Karena kita tidak pernah memahami apa itu menolong. Karena itu menolong adalah membantu seseorang untuk dapat melakukan sesuatu hal. Karena itu seseorang yang menolong harus mau mengeluarkan kemampuan terbaiknya dan tidak hanya lipst service aja menolong seperti contoh berikut :
Ada seorang yang tenggelam disebuah kolam berenang, kebetuluan seseorang tersebut tidaklah mahir dalam berenang. Ketika dia berteriak minta tolong, si A melewati kolam tersebut menjadi panik melihat kondisi tersebut sehingga dia pun ternyata perlu ditolong, kemudian si B mendengar teriakan orang tersebut lalu mengatakan : "makanya kalau tidak bisa berenang janganlah di kedalam 2 meter", kemudian datanglah si C sambil membuka buku tentang kiat - kiat berenang dengan cepat dan mengatakan isi buku tersebut kepada orang yang tenggelam tersebut, ini adalah para penolong semu, takut rugi secara material. Lalu si D datang hanya mengatakan "ini ambil pelampung!" tetapi orang tersebut tidak membutuhkan pertolongan demikian dia hanya membutuhkan pertolongan langsung, si D tersebut seperti orang - orang yang memberikan pertolongan tetapi kalau tidak menguntungkan bagi dirinya maka si D tidak memberikan pertolongan tersebut, ini adalah pertolongan komersial. tetapi si E melihat seseorang yang tenggelam tersebut langsung terjun ke kolam dan melakukan prosedur pertolongan bagi yang tenggelam, dan inilah pertolongan yang sesungguhnya yaitu mengorban seluruh kehidupannya untuk kebutuhan orang lain, hal itu hanya ditemukan dalam diri Tuhan Yesus Kristus dan yang sesungguhnya itulah ciri kehidupan orang Kristen, karena kehidupan orang Kristen mengikuti pola kehidupan Yesus Kristus (Filipi 2 : 5).

PEDULI KEPADA FIRMAN (MATIUS 12 : 7)

Di dalakan kamus besar bahasa Indonesia "Peduli" memiliki arti memperhatikan, menghiraukan. Dengan pemahaman yang lebih luas adalah memberikan hati, jiwa dan pikiran bahkan materi kepada sesuatu hal. Dengan tujuan akan memberikan nilai arti bagi hidupnya dan lingkungannya sendiri. Misalnya : "Ketika musim mudik ini banyak insan manusia memberikan kepedulian dalam perjalanan mudik ini, ada yang menyediakan transportasi murah, ada yang menyediakan paket gratis, bahkan elemen pemerintah begitu aktif untuk menunjukkan kepeduliannya dengan berbagai kegiatan mulai mengatur jalur lalulintas, memperbaiki infrastruktur supaya setiap orang dapat menikmati perjalanan mudik".
Lebih daripada itu Tuhan dalam FirmanNya mengingatkan umat manusia supaya peduli kepada kehendakNya dan mengaktualisasikan, memanifestasikannya dalam bentuk kehidupan sehari - hari. Karena tidaklah benar jika seseorang mengatakan telah melakukan sesuatu kepada Tuhan kalau tidak pernah peduli kepada FirmanNya. Itu sebabnya dalam perikope ini Tuhan mengingatkan kepada orang - orang bahwa kepedulian akan FirmanNya akan memotivasi dan menguatkan umatNya melakukan kehendakNya. Karena itu jika seseorang mengatakan bahwa dia tahu bahwa itu Firman Tuhan tetapi melaksanakannya sangat susah maka yang harus diperhatikan adalah apakah dia telah peduli kepada FirmanNya. Bagaimana dengan Anda!

TANGGUNGJAWAB ORANG KRISTEN (AMSAL 19 : 17)

Di dalam dinamika lingkungan kita sehari - hari, banyak hal yang membuat kita semakin berproaktif, berkreatif, berinovatif sehingga kita telah dibawa dalam posisi kompetensi yang sesungguhnya. Misalnya ditengah - tengah kita banyak orang yang memiliki kekurangan. Kekurangan tersebut bisa aja dari aspek ekonomi, budaya, ilmu, teknologi dll. Namun yang paling mencolok adalah mereka kekurangan dari aspek ekonomi atau dengan kata lain mereka masuk dalam kondisi kemiskinan. Kemiskinan tersebut adalah kelemahan bagi mereka, sehingga mereka memiliki keterbatasan di dalam berproaktif, berkreatif, berinovasi.
Bagi dunia Kekristenan jika hal tersebut terjadi di tengah - tengah kehidupan kekristenan maka hal tersebut menjadi manifestasi iman. Artinya orang - orang Kristen akan melakukan tanggungjawabnya sebagai yang dibekali dan dipenuhi kekuatan Allah, sehingga melalui hal tersebut orang Kristen masuk dalam kompetensi iman yang sesungguhnya. Jika seseorang telah masuk dalam kompetensi maka akan terlihat kwalitas imannya kepada Dia. Bagaimanakah dengan Anda! Sudahkah anda telah melakukan tanggungjawab anda terhadap lingkungan anda? Do it now!!!

THE OWNER (ROMA 11 : 36)

Ketika saya melayani orang - orang yang mengalami duka..., sering saya menemukan suatu sikap yang sangat tidak tepat, di mana mereka menganggap bahwa orang - orang yang meninggalkan mereka adalah milik mereka. Demikian juga salah satu dampak buruk daripada orang - orang konsumerisme, adakalanya mereka sering menjadi pemilik obsolute daripada yang telah mereka konsumsi, sehingga sering sikap egois, dan individualistis tanpa care kepada orang lain. Jika hal ini terpelihara baik di kehidupan ini maka sama aja kita mengatakan bahwa Tuhan tidak ada peran sertanya terhadap lingkungan kehidupan (dunia) kita ini. Tetapi melaui renungan ini (Roma 11 : 36) kita diingatkan bahwa Dialah The Owner segala sesuatu di dunia ini, jika pun kita memiliki sanak dan saudara serta barang - barang berharga lainnya, itu hanya sebagai berkat Tuhan, yang diinginkan Tuhan dari kita dari berkat tersebut adalah kita harus membagikan berkat tersebut ke lingkungan sekitar supaya berkat yang kita terima tersebut menjadi kekuatan kepada kita untuk mengimani, berpengharapan kepadaNya. Ingatlah Berkat Tuhan adalah milikNya bukan milik kita.

HAMAULIATEON (I TESSALONIKA 5 : 18)


Satu hal yang sangat menarik di dalam kehidupan Kekristenan khususnya gereja HKBP adalah ucapan syukur atau hamauliateon yang diberikan melalui partisipasi dana, pikiran dan yang lainnya. Ketika jemaat memberikan ucapan syukur maka redaksi dalam warta jemaat adalah "Telah diterima ucapan syukur dari keluarga A atas berkat Tuhan yang telah mereka terima", bukan "Telah diterima ucapan syukur dari keluarga A supaya mereka mendapat berkat Tuhan". Dari hal tersebut dapat dipahami bahwa ucapan syukur adalah sebagai respon umatNya atas segala karya Tuhan kepada kehidupan umat, dan hal itulah salah satu yang dikehendaki Tuhan dari umatNya yaitu merespon karyaNya dalam segala hal, karena ketika Allah berkarya kepada umatNya, apakah itu sebagai berkat, hukuman, nasehat, pembekalan, pembelajaran dll, adalah untuk memenuhi kebutuhan umatNya. Karena itu kita harus melakukan ucapan syukur setiap saat kepadaNya dan perlu diingat kita harus menghindari sikap yang negatif dan skeptis terhadap jenis ucapan syukur seseorang, misalnya mungkin bentuk ucapan syukur tersebut berupa barang yang tak up to date lagi menurut zamannya , namun yang perlu kita lihat adalah apakah seseorang tersebut adalah orang beriman terhadap Dia dan mengimani pemberiannya kepada Tuhan, karena kunci sukses orang yang mengucap syukur adalah Dia beriman dan mengimani ucapan syukurnya! Mauliate......

Minggu, 19 Juli 2009

PERNIKAHAN



Setiap orang pasti menginginkan kesuksesan dalam pernikahan, tetapi tak jarang mengeluh bahwa sangat sulit sekali untuk memperoleh kesuksesan dalam pernikahan tersebut. Yang menjadi persoalannya adalah apakah setiap orang memahami apa itu pernikahan? Jika diikuti dari perjalanan setiap orang yang telah menikah maka minimnya pemahaman akan pernikahan adalah salah satu faktor sulitnya memperoleh kesuksesan dalam pernikahan. Yang harus dipahami oleh setiap orang yang akan membangun rumah tangga untuk memperoleh kesuksesan tersebut adalah siapakah yang menginginkan mereka untuk menikah!? Untuk hal ini banyak jawaban yang diberikan, ada yang mengatakan bahwa yang menginginkan mereka untuk menikah adalah mereka sendiri (pasangan_red), karena mereka telah saling mencintai, waktu pacaran sudah cukup lama takut tidak jadian, ada karena faktor orangtua yang terus mendesak untuk segera menikah. Jika hal tersebut menjadi opininya maka setiap orang yang menikah akan mengalami kesulitan untuk memperoleh kesuksesan dalam pernikahan. Tetapi kunci untuk memperoleh kesuksesan tersebut adalah menyadari, mengimani bahwa Tuhanlah yang menginginkan manusia untuk menikah, dan pasangan tersebut hakikatnya adalah melaksanakan kehendak Tuhan bukan kehendak manusia.
Dengan memahami makna pernikahan maka setiap orang pasti akan mengerti apa yang menjadi dasar dari pernikahannya. Dasar pernikahan tersebut adalah Tuhan sendiri (I Kor 3 : 11) dan tukang yang membangun pernikahan tersebut bukanlah pasangan tersebut tetapi Tuhan sendiri (Ibrani 3 : 4), pasangan tersebut adalah hanyalah yang menjaga, memelihara, dan menikmatinya bukan merusaknya, dengan memelihara egois, amarah, ketidaksabaran, ketidakmengertian, dll. Pahamilah hal tersebut maka anda akan bahagia dan sukses di dalam pernikahan anda!

Rabu, 13 Mei 2009



Bangunlah imanmu dan sesamamu
II KORINTUS 13 : 1 – 11
I. Pendahuluan
Paulus menulis surat kiriman ini kepada jemaat di Korintus dan kepada orang percaya di seluruh Akhaya (1:1) dengan menyebut namanya. Setelah mendirikan jemaat di Korintus selama perjalanan misinya yang kedua, Paulus dan jemaat itu sering berhubungan karena masalah dialami jemaat
Tujuan Paulus menulis surat ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendorong mayoritas dalam jemaat di Korintus yang tetap setia kepadanya sebagai Bapa Rohani mereka.
2. Ia menulis untuk menentang dan menyingkapkan rasul – rasul palsu yang terus menerus berbicara menentang dia secara pribadi dengan harapan dapat meruntuhkan wibawa dan kerasulannya dan untuk memutarbalikkan beritanya.
3. Ia juga menulis untuk menegur minoritas dalam jemaat yang sedang dipengaruhi oleh para lawan Paulus dan yang terus – menerus menolak wewenang dan tegurannya. Paulus meneguhkan kembali integritas dan wewenang rasulinya, menjelaskan motivasinya dan memperingatkan mereka terhadap pemberontakan yang lebih lanjut.
Kitab 2 Korintus ini berfungsi untuk mempersiapkan jemaat secara keseluruhan untuk kunjungan yang akan datang.
II. PENJELASAN
1. Ay. 1 – 2. Secara umum surat Paulus yang kedua ini kepada Jemaat di Korintus adalah surat Pembelaan kerasulannya yang diragukan oleh rasul – rasul palsu yang merasa kehilangan pamornya karena keberadaan Paulus di tengah – tengah jemaat, sehingga ada jemaat yang terjebak dan jatuh jebakan para rasul palsu tersebut. Sehingga dalam mengakhiri suratnya ini Paulus kembali mengingatkan bahwa jika ada yang hendak menggugat kerasulannya haruslah mempunyai keterangan dua atau tiga orang saksi supaya jangan hanya isu dan gossip yang dapat membuat orang menjadi jatuh ke dalam dosa. Paulus sebagai bapa rohani jemaat Korintus memberitahukan bahwa aktualisasi kasihnya kepada mereka akan menjadi keras adalah untuk kebaikan iman mereka.
2. Orang – orang Korintus meragukan Firman Allah yang disampaikan oleh Paulus, karena mereka melihat Paulus dari latarbelakangnya, baik ketika dia menganut agama Yahudi yang notabene menganiaya orang – orang Kristen. Tetapi Paulus menyatakan bahwa melalui dia, Kristus telah berkata – kata. kuasa ilahi bekerja di dalam pemberitaan Injil Kristus yang disalibkan (Rm 1:16; I Kor 1 : 18) melalui para pelayan yang tetap lemah di dalam keadaan sebagai manusia yang rapuh (2 Kor 4 :7; 11: 30; 12 : 5; 9 – 10; Rm 15 : 18). Tetapi Kristus yang berbicara melalui para pelayan (Paulus) tidak lemah dalam menghadapi manusia. Banyak bukti bahwa Tuhan itu berkuasa dan tidak lemah, terlihat dari kehidupan para umat Allah, artinya Firman Allah sangat berkuasa dan berpengaruh dalam kehidupannya (Rm 1 : 16 – 17)
3. Kristus yang disalibkan oleh karena kelemahan, kematiannya adalah bukti mutlak dari ketidakberdayaannya, bila dipandang dari mata manusia belaka. Artinya bagi orang – orang Yahudi tidak ada kuasa yang tampak ketika seseorang tergantung pada sebuah salib. Akan tetapi kuasa Allah bekerja justru pada peristiwa tersebut ( I Kor 1 : 17 – 25). Berita tentang itulah salah satu dijadikan dalil bagi rasul – rasul palsu agar jemaat di Korintus menolak Paulus sebagai Rasul. Tetapi bagi Paulus, kelemahannya bukan halangan bagi kuasa Kristus. Walaupun dia tidak diterima namun yang paling utama adalah kekuatan/kuasa Allah nyata dalam kehidupan mereka.
4. Fungsi sebenarnya dari kuasa ilahi adalah menyelamatkan – membangun dan bukan menghancurkan ( 2 Kort 12 :19; 13:20). Akan tetapi, kuasa yang sama harus menghakimi dan menghukum ketika orang – orang berdosa tetap tidak bertobat (lih. Ay.2). Jadi Paulus menyerukan para jemaat di Korintus (kita) agar menguji diri mereka sendiri. Moralitas erat sekali hubungannya dengan pengakuan iman. Kemurnian hidup adalah tanda yang tampak nyata dari kehidupan dan berdiri tegak di dalam iman. Mereka (kita) harus menguji diri mereka (kita) sendiri untuk melihat apakah benar menjalani kehidupan yang sesuai dengan panggilan dan pengakuan sebagai orang Kristen. Iman itu palsu apabila tidak disertai dengan ketaatan (10:6). Akan tetapi ketaatan bukanlah sekedar mengikuti serangkaian aturan. Ketaatan berarti sesuai dengan Injil; ini berarti dikendalikan oleh kasih Kristus.
5. Paulus dalam nas ini berdoa kepada Allah agar jemaat di Korintus jangan berbuat salah dan Allah memimpin mereka untuk berbuat apa yang baik. Artinya Paulus meminta kekuatan dari Allah di dalam pelayanannya tidak diragukan oleh orang – orang Korintus karena dia melakukan itu adalah karena Injil. Karena selama orang – orang Korintus menyimpang jalannya, maka pelayanannya di mata orang – orang Korintus adalah tidak dapat diabsahkan. Tetapi lebih jauh Paulus menginginkan kehendak Allah harus menang. Bahkan Paulus akan bersukacita ketika orang lain melihat dia tidak berarti apa – apa selain sebagai orang yang lemah karena hal yang utama bahwa mereka tetap kuat melalui kuasa Kristus yang bekerja di dalam dirinya dan diri mereka. Oleh sebab itu doanya bukanlah untuk dirinya sendiri, melainkan untuk pemulihan orang – orang Korintus, agar mereka berdiri teguh di dalam iman, semuanya itu dimaksudkan menghasilkan sesuatu yang membahagiakan – bagi dirinya dan orang – orang Korintus. Pelayanan Paulus selalu mempunyai tujuan yang positif : membangun bukan meruntuhkan
III. RENUNGAN
1. Perkembangan Kekristenan pada akhir – akhir ini sangatlah menggembirakan sekalipun tekanan dari kehidupan dunia telah benar – benar nyata. Hal ini menunjukkan bahwa kuasa Injil itu tidak dapat dihalangi oleh apapun, maka seperti ungkapan “semakin dibabat semakin merambat” adalah nyata dalam kehidupan Kekristenan. Tetapi tak dapat disangkal banyak orang saat ini menjadi pelayan Tuhan yang bersifat dan bersikap komersil, Makna panggilan sebagai hamba Tuhan sudah mulai bergeser menjadi profesi. Selain itu ungkapan pelayanan telah memasyarakat saat ini tetapi makna tidak pernah dapat dinikmati oleh setiap orang. Artinya banyak orang mengatakan “apa yang saya lakukan ini adalah sebagai pelayanan” tetapi kehidupannya tidak menunjukkan pelayanan, sering “pelayanan” hanya sebagai emosianal semata saja, isu, trend semata tanpa menunjukkan maknanya. Padahal makna dari pelayanan adalah Tuhan yang dipuji dan Tuhan yang dimuliakan (bnd. Filipi 9 : 11)
2. “Kepedulian” benar – benar telah menjadi kebutuhan setiap manusia mulai berada dalam rahim ibu. Kepeduliaan akan membuat manusia bertumbuh, berkembang, menjadi kuat dan teguh. Tetapi saat ini banyak orang tidak lagi menunjukkan hal itu di tengah – tengah kehidupan, karena menganggap bahwa kepeduliaan itu sudah tidak lagi relevan. Apalagi di dalam kehidupan Kekristenan, sudah jarang orang peduli kepada iman orang lain, apakah imannya itu teguh atau tidak, tidak lagi menjadi beban baginya karena prinsip hidupnya “emang aku peduli ama lu, imanku aja kuurus sudah syukur, kan ke sorga itu tidak bersama – sama”. Tetapi ketika seseorang telah menyandang gelar sebagai orang Kristen pada hakikatnya, dia telah peduli kepada semua orang. Paulus ketika dia telah menjadi Kristen dia telah peduli kepada semua orang, sekalipun dia tidak diterima dan disakiti hidupnya, dia tetap peduli pada iman orang lain, sehingga doanya adalah doa yang peduli kepada orang lain.
IV. DISKUSI
1. Bagaimana sikapmu terhadap pelayananmu dan para hamba Tuhan saat ini.
2. Apakah kuasa Allah telah kamu nikmati dalam hidupmu?
3. Setia kah imanmu hingga saat ini?

Sabtu, 02 Mei 2009

JUBILATE




JUBILATE (YEREMIA 31 : 7 - 14)


Dalam kondisi saat ini bagaimanakah kita menikmati, merasakan dan memproduktifitaskan suka cita dalam kehidupan kita. Ada tiga hal yang menjadi landasan kita yakni :




  • Ingatlah janji - janji indah dari Tuhan Allah.


  • Ingatlah Allah tidak pernah membebani hidupmu.


  • Ingatlah Allah menjadi inisiator pertobatan hidupmu.


Jika hal ini kita lakukan maka Jubilate akan kekuatan kita untuk menyongsong kehidupan yang kekal yang akan dibawakanNya ketika Dia hadir untuk keduakalinya di dunia ini.

Rabu, 29 April 2009

Waktu Adalah Imanmu

WAKTU ADALAH IMANMU
"Besok kita harus On Time bertemu di sini ya". Ungkapan ini selalu dilontarkan oleh setiap orang dalam kehidupan ini, yang menunjukkan bahwa "waktu" Sangat penting bagi setiap manusia. Tetapi realitanya setiap orang selalu tidak mempergunakan waktu dengan baik bahkan menyiayiakannya atau mengkorupsinya, dengan suatu alasan "budaya timur" yaitu "kita kan masih dapat berkompromi untuk hal itu". Padahal dari sikap tersebut kita telah mulai mematikan kehidupan ini. Berapa banyak energi, ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, politik, dsb yang habis untuk memikirkan ketepatan waktu. Lihatlah Tuhan Allah tidak pernah terlambat untuk menepati waktunya karena Dia adalah waktu, pemilik waktu, bagiNya waktu adalah Kehidupan. (bnd. Wahyu 1 : 17, 21 : 26, 22 : 13; bnd. I Petrus 4 : 2). Jika kita menepati waktu maka kita telah mengaktualisasikan iman kita kepadaNya. Waktu adalah Imanmu.

Selasa, 21 April 2009

Memulai dari Nol


Banyak orang gagal melakukan segala pekerjaannya karena tidak pernah mau memulai dari Nol, karena selalu mengingat akan kekalahan pada masalah lalu, padahal masa lalu itu tidak mau menolong kita untuk menciptakan suasana, warna yang baru. Tinggalkanlah masalah lalu anda dari mulailah dari nol. Selamat berjuang

Jumat, 03 April 2009


UJIAN UNTUK BELAJAR
DAN
MENGENAL ALLAH
FILIPI 2 : 12 – 16

1. Saudara – saudara yang terkasih di dalam Yesus Kristus, siapa yang tidak ingin mengalami kesuksesan dalam segala hal, tidak ada yang bercita – cita mengalami kegagalan di dalam hidupnya. Maka untuk untuk mencapai kesuksesan tersebut maka kita melakukan segala bentuk metode. Metode tersebut ada baik dan yang buruk untuk dirinya maupun untuk lingkungannya sendiri. Misalnya memotong kompas seperti yang dilakukan oleh tokoh Bruto dalam film kartun Popay Si Pelaut, sehingga merugikan kehidupannya dan si popay sendiri. Tetapi metode yang baik dan konsisten melakukan yang baik adalah tokoh Dora The Explores.
2. Demikian halnya dengan dalam dunia pendidikan setiap orang pasti ingin berhasil dalam dunia pendidikan, ingin pintar dan mengetahui segala ilmu yang dipelajari. Secara umum kita memaknai pendidikan itu adalah untuk membuka pintu gerbang kemungkinan untuk menjadi manusia dewasa dan mandiri. Pembelajaran memungkinkan seorang anak manusia berubah dari “tidak mampu” menjadi “mampu” dan “tidak berdaya” menjadi “sumber daya” karena itu tanpa pembelajaran semua itu tidak mungkin terjadi Sehingga untuk mencapai hal tersebut maka metodenya juga berbeda – beda,
ada yang menjadi kutu buku dengan membaca buku sampai habis artinya hidupnya tidak akan berarti bila tidak membaca buku.
Ada yang memiliki prinsip bahwa hidupnya adalah belajar artinya segala aspek dan aktivitas hidupnya adalah untuk belajar dan belajar selama – lamanya, selama masih hidup berarti harus belajar.
Ada pula yang sampai menyiksa diri dengan merendam kakinya pada air baik pada malam hari maupun pagi hari untuk cepat mengalami kepintaran
Ada pula yang mengkonsumsi suplemen supaya daya tangkapnya cepat. Artinya termakan iklan media cetak “Anda ingin cepat pintar maka minumlah …..”
Ada yang menemui paranormal atau dukun tetap dengan tujuan supaya pintar.
Bahkan ada mempergunakan ibadah sebagai magic dan jimat, seperti yang kita lakukan saat ini
3. Tetapi dari sudut Iman Kristen seseorang ingin memperoleh kepintaran dan kesuksesan yang baik dan positif dalam dunia pendidikan maka harus berangkat dari Keselamatan yang telah diberikan Tuhan Allah kepada kita semuanya. Setiap orang Kristen telah memperoleh keselamatan dalam Kristus, dan telah bekerja di dalam diri mereka dan memenuhi hidup mereka seluruhnya. Keselamatan itu telah membuat manusia memiliki arti kehidupan karena dalam hal ini Allahlah yang bekerja dan Allah menuntut manusia untuk menjaga dan melaksanakan, mengerjakan, menyelesaikan dan menunaikan keselamatan itu. Dengan kata lain segala aktivitas kehidupan manusia adalah untuk Allah. Seperti halnya dalam dunia pendidikan, kita belajar dan menjadi pintar, menjadi mampu dan dewasa adalah untuk Tuhan bukan untuk diri kita sendiri.Dan untuk mengenal diri kita dan mengenal Allah sebagai pemberi keselamatan bagi kita
4. Apabila hal itu dilakukan manusia dengan benar maka tidak akan ada lahir dalam hidup, sikap bersungut – sungut dan jika kita tidak berhasil dalam dunia pendidikan, maka kita akan mengoreksi diri kita apa kita telah mengecewakan hatiNya atau ada suatu rencana yang lain untuk hidup kita. Demikian halnya jika kita bersungut – sungut maka kita menyatakan bahwa kehidupan kita adalah kita yang memiliki bukan lagi Allah sebagai pemberi kehidupan tersebut dan kita tidak memiliki hubungan dengan Allah. Karena sebagai anak – anak Allah tidak ada kamus bersungut – sungut dalam hidupnya dan sebagai anak – anak Allah tidak bercampur dengan unsur – unsur yang tidak murni, tidak bercela di dalam dunia.
5. Itu sebabnya jika anda akan mengikuti ujian bukanlah untuk berbuat dosa tetapi untuk menjadi kudus. Untuk apa kita memperoleh nilai yang tinggi tetapi membuat kita jatuh kedalam dosa dan tidak memperoleh kehidupan yang kekal (bnd. Matius 10 :39). Beberapa hari lagi anda akan mengikuti ujian berarti kita mulai masuk pada fase pengaktualisasian iman kita masing – masing dan mulai menikmati kedewasaan iman. Dan hal itulah yang membuat kita untuk disiplin belajar dan belajar untuk menyenangkan hati Tuhan. Kita akan mengecewakan hati Tuhan apabila kita belajar untuk ujian. Pengaruh negative dari hal itu adalah membuat kita “merasa dewasa” padahal membuat kita semakin kerdil artinya kita akan menghalalkan berbagai cara untuk keberhasilan dalam ujian tersebut.
6. Perlu kita ingat sebagian besar manusia tidak mendisiplin dirinya untuk tetap belajar tanpa henti.Oleh sebab itu “Belajar untuk hidup adalah Learning how to do” akan membawa kita kepada disiplin untuk tetap belajar sedangkan “Hidup untuk belajar adalah Learning to be” akan membuat kita belajar secara temporer dan insidentil saja dan tidak akan membuat kita dewasa dan tidak mengantar kita mencapai tujuan Jika ditransformasikan ke iman Kristen maka adalah “Keselamatan untuk hidup” maka tuntutan keselamatan akan kita lakukan dengan baik tanpa bersungut – sungut dan “Hidup untuk keselamatan” maka akan menghantar kita pada sikap tidak bertanggungjawab dan tidak peduli pada kepentingan Tuhan tetapi hanya pada kepentingan kita saja.Saudara – saudara! Jangan pernah berbuat mengecewakan Tuhan dalam hidupmu tetapi jadilah anak – anak Allah dalam dunia pendidikanmu. Amin!

Pemimpin


Seorang Pemimpin yang baik adalah dia yang mau untuk menciptakan pemimpin yang baru. Pemimpin yang berhasil adalah dia yang bekerja untuk yang dipimpinnya.
Pemimpin yang teladan adalah dia yang mau mengorban hidupnya untuk yang dipimpinnya. Pemimpin yang baik pasti mendengarkan suara yang memanggilnya dan memilihnya yaitu Allah.

Kamis, 02 April 2009

Seorang Anak Kecil


Pertanyaan seorang anak, sering diabaikan oleh orang dewasa bahkan orangtuanya, dianggap tidak bermanfaat, padahal setiap kata yang keluar dari seorang anak kecil adalah gambaran manusia pada masa yang akan datang. Kita sering mengatakan bahwa anak kecil adalah new generation (generasi baru) tetapi tanpa kita sadari bahwa apa yang terungkap dari perkataan seorang anak kecil adalah bentuk kehidupan pada generasi yang berikutnya. Karena itu jangan pernah abaikan perkataan Anak kecil. Misalnya : Ada seorang anak kecil berkata kepada seorang ayahnya "Pa, boleh aku beli teh botol, aku tidak akan beritahu kepada mama kalau papa merokok" (kebetulan papanya tidak dibolehkan untuk merokok oleh mamanya alasan kesehatan). Perkataan anak tersebut menggambarkan bagaimana kehidupan diplomasi yang akan datang. Tetapi mungkin jika kita pada posisi anak tersebut apa yang akan kita lakukan? Mengabaikannya kah atau menyikapinya?

Hidup Yang Berarti


Di dalam perjalanan hidup ini banyak orang tidak menggunakan kesempatan yang ada, selalu orang mengatakan tidak ada waktu untuk itu, tetapi Time (waktu) banyak diberikan oleh Sang Pencipta. Sehingga ketika seseorang hendak melakukan aktivitas dalam hidup ini senantiasa tidak melahirkan inovasi dan kreatifitas. Orang selalu takut untuk memulai dan mengerjakannya yang ada hanyalah pesimistis, keragu - raguan, kekuatiran, dan kemandulan aktivas. Apa yang kita lakukan untuk hari ini, besok, dan selanjutnya? Hidup ini haruslah berarti dihadapan Tuhan