Renungan, Selasa 20 April 2011
Sungguh Indah Berbuat Baik
“Jadi Jika Seseorang tahu bagaimana ia harus berbuat Baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa” (Yakobus 4 : 17)
Suatu ketika di sebuah jalan raya, ada terjadi kecelakaan lalu lintas, di mana sebuah kendaraan roda 4 menambrak kendaraan roda 2, dan ketika itu kendaraan roda 4 tersebut melarikan diri, sebenarnya ada banyak orang melihat kejadian itu, dan menghampiri pengendara roda 2 tersebut, tetapi tapi tidak seorang pun yang mau menolong pengendara tersebut yang keadaan kritis, alasan orang – orang tersebut tidak mau menyentuh atau menolong pengendara itu adalah tidak mau menjadi saksi, dan tidak mau sibuk dipanggil oleh pihak kepolisian, sehingga si pengendara itu akhirnya meninggal di tempat, padahal apabila si pengendara itu ditolong mungkin nyawanya masih ditolong.
Ada banyak kejadian seperti itu terjadi di tengah – tengah kehidupan umat manusia saat ini, sikap egois, individualis telah berakar dan bertumbuh dengan subur, apalagi di zaman yang dikatakan era globalisasi yang berwarna kompetisi. Tetapi apapun alasan manusia saat ini tentang hal tersebut tidaklah dapat membenarkan dirinya untuk egois dan individualis. Karena Tuhan telah menetapkan manusia untuk saling membantu dan menolong sesama manusia karena itu adalah hukum yang utama dan terutama (Lukas 6 : 35 – 36). Oleh karena itulah Tuhan mengatakan kepada umat manusia melalui nats ini, apabila seseorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa. Kita tahu bahwa setiap orang di muka bumi secara asasi tidak pernah berkeinginan untuk jatuh ke dalam dosa, tetapi tidak pernah menyadari bahwa individualis dan egois itu adalah dosa, karena kedua hal tersebut adalah indicator daripada dosa dan itu adalah tembok yang membuat manusia untuk tidak melakukan perbuatan baik. Karena itu jangan mau hidup individualis dan egois, hanya orang yang mencintai nerakalah yang hidup secara egois dan individualis. Dan pada hakikatnya ketika kita berbuat baik, maka sebenarnya kita telah memelihara kehidupan kita dan tubuh kita, hanya orang – orang yang mau berbuat baiklah yang merasakan kehidupan ini sungguh indah, karena telah menikmati indahnya kehidupan sorgawi (bnd. Roma 11 : 36)
Ada banyak kejadian seperti itu terjadi di tengah – tengah kehidupan umat manusia saat ini, sikap egois, individualis telah berakar dan bertumbuh dengan subur, apalagi di zaman yang dikatakan era globalisasi yang berwarna kompetisi. Tetapi apapun alasan manusia saat ini tentang hal tersebut tidaklah dapat membenarkan dirinya untuk egois dan individualis. Karena Tuhan telah menetapkan manusia untuk saling membantu dan menolong sesama manusia karena itu adalah hukum yang utama dan terutama (Lukas 6 : 35 – 36). Oleh karena itulah Tuhan mengatakan kepada umat manusia melalui nats ini, apabila seseorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa. Kita tahu bahwa setiap orang di muka bumi secara asasi tidak pernah berkeinginan untuk jatuh ke dalam dosa, tetapi tidak pernah menyadari bahwa individualis dan egois itu adalah dosa, karena kedua hal tersebut adalah indicator daripada dosa dan itu adalah tembok yang membuat manusia untuk tidak melakukan perbuatan baik. Karena itu jangan mau hidup individualis dan egois, hanya orang yang mencintai nerakalah yang hidup secara egois dan individualis. Dan pada hakikatnya ketika kita berbuat baik, maka sebenarnya kita telah memelihara kehidupan kita dan tubuh kita, hanya orang – orang yang mau berbuat baiklah yang merasakan kehidupan ini sungguh indah, karena telah menikmati indahnya kehidupan sorgawi (bnd. Roma 11 : 36)