RENUNGAN IBADAH PAGI KANTOR PUSAT HKBP
INKLUSIVISME INJIL (1 TIMOTIUS 2 : 3 – 4)
07 DESEMBER 2015
Pendahuluan
Saudara – saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus! Firman Tuhan yang
menjadi renungan bagi kita pada pagi hari ini adalah sebuah nasihat Paulus
kepada Timotius di dalam hal melaksanakan sebuah tugas pelayanan yang diberikannya.
Pada perikope sebelumnya Paulus mengingatkan Timotius untuk bersikap konsisten
melaksanakan pengajaran tentang Injil kepada orang – orang Efesus sekalipun
pada saat itu telah berkembang sebuah ajaran yang bertentang dengan ajaran Kristus
yang di mana kemungkinannya ajaran itu bukan saja dari ajaran Yudaisme tetapi
ajaran – ajaran yang sangat hangat dan popular untuk dibicarakan pada saat itu
berupa filsafat – filsafat kehidupan Yunani.
Paulus juga mengingatkan Timotius bagaimana ketidak konsistenan Himeneus
dan Aleksander dalam tugasnya sehingga mereka telah kehilangan upah daripada
tugas.
II.
Saudara –
saudara...
Pada perikope ini dapat kita berikan tema “Inklusisme Injil” atau “Injil
Terbuka Untuk Semua Manusia”.
Paulus menasihatkan Timotius di dalam melaksanakan tugas Pekabaran Injil
tersebut untuk tidak bersikap Eklusif, pengajaran dan pelayanan Paulus tidak
hanya terbatas pada ruang lingkup orang – orang yang telah dijadikan Paulus
menjadi orang Kristen, akan tetapi juga harus lebih luas lagi karena hal ini
telah menjadi tuntutan daripada Misi Kristus, bahkan telah menjadi dasar
daripada keselamatan itu yaitu supaya setiap orang menjadi murid daripada Tuhan
Yesus Kristus (Matius 28 : 19) bahkan setiap lidah bahwa Kristus adalah Tuhan
(Filipi 2 : 11), lebih daripada itu Paulus mengingatkan Timotius bahwa hal itu
adalah yang baik dan yang berkenan kepada Allah. Oleh karena itu tugas
pekabaran Injil bukanlah karena faktor keinginan pribadi seseorang atau
kelompok atau bahkan bukan keinginan pribadi daripada Paulus sendiri tetapi
murni Keinginan Allah, seperti halnya dalam Injil Yohanes 3 : 16 “Karena begitu
besar....”
III. Saudara –
saudara...
Nasihat Paulus kepada Timotius untuk melaksanakan tugas pekabaran Injil ini
dimulai dari sebuah doa, karena doa dan tindakan realitasnya haruslah seiring
sejalan karena doa tanpa perbuatan adalah sebuah sikap yang tidak tepat atau bahkan
doa tanpa perbuatan adalah sebuah kemunafikan spiritualitas. Awal dari sebuah
kesuksesan tugas PI adalah sebuah doa.
IV.
Saudara –
saudara! Secara jujur kita pasti akan bersikap reaktif ketika mendengar dan
menyaksikan baik secara langsung maupun media elektronik, media sosial ketika
terjadi sebuah ketidakadilan di negara kita tentang toleransi antara umat
beragama. Kita menginginkan di dalam melaksanakan tugas pekabaran Injil selalu
dalam kondisi yang kondusif, padahal tugas pekabaran Injil yang paling awal
kita lakukan adalah memulai dengan sebuah doa, apakah kita pernah secara khusus
melakukan hal itu, karena renungan ini mengajak kita untuk bersikap proaktif
dengan sikap Inklusivisme Injil dengan sebuah doa. Pada hakikatnya doa itu
adalah cerminan Keterbukaan Keselamatan Kepada Seluruh Mahluk di dunia ini, Doa
adalah Injil Yang Inklusive...Selamat Advent