RENUNGAN, RABU 20 APRIL 2011
“Like Father, Like Son”
“Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku, dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku” (Lukas 10 : 16)
Jika kita melihat Ungkapan “like father, like son” maka dapat kita mengambil suatu kesimpulan Karakter, sifat, jati diri seorang anak tercipta dari seorang ayah. Oleh sebab itu jika seseorang anak melakukan sesuatu hal maka orang banyak akan memberikan suatu apresiasi dengan mengatakan “Siapakah orangtua/ayahnya”. Dan jika kita melihat dari segi medis maka factor DNA seorang anak dapat ditemukan pada seorang ayah, demikian sebaliknya. Itu sebabnya betapa indahnya jika seorang ayah itu adalah seorang yang baik hati, tetapi betapa sedihnya jika seorang ayah itu yang menyedihkan hati.
Adalah hal yang sangat mengembirakan dan menyenangkan sekali, ketika Tuhan Yesus telah lahir di dunia ini, dan Dia mati di kayu salib serta bangkit dari antara orang mati dan naik ke sorga telah menjadikan kita menjadikan sebagai Anak – anak Kerajaan Allah, hal itu kita terima ketika kita dibaptis. Dengan demikian semua kehidupan, karakter, sifat, dan jati diri Allah ada pada kita. Maka jika kita bertindak, berprilaku, berbicara, bersifat, dll, adalah menunjukkan kita adalah Anak Allah, dan menunjukkan KeAllahan Bapa kita yang di sorga. Itu sebabnya sebagai orang – orang Kristen kita tidak diizinkan untuk saling menyakiti karena pada dirinya Allah terwujudnyata. Bahkan dengan dasar ini tidak ada alasan seorang Kristen untuk dapat berbuat dosa lagi, karena kita bukan anak sifat anak – anak Allah. Satu hal yang menjadi tugas anak – anak Allah memberitakan kerajaan Allah di dunia ini, dan tidak ada alasan untuk tidak melaksanakannya, ketika kita beraktifitas sehari – hari, kita harus ingat bahwa kita memberitakan kerajaan Allah dan Bapa kita yang di Sorga. Karena itu supaya Allah tidak ditolak maka kita harus seperti Allah di dalam kehidupan kita yaitu penuh Kasih.