Rabu, 13 Mei 2009



Bangunlah imanmu dan sesamamu
II KORINTUS 13 : 1 – 11
I. Pendahuluan
Paulus menulis surat kiriman ini kepada jemaat di Korintus dan kepada orang percaya di seluruh Akhaya (1:1) dengan menyebut namanya. Setelah mendirikan jemaat di Korintus selama perjalanan misinya yang kedua, Paulus dan jemaat itu sering berhubungan karena masalah dialami jemaat
Tujuan Paulus menulis surat ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendorong mayoritas dalam jemaat di Korintus yang tetap setia kepadanya sebagai Bapa Rohani mereka.
2. Ia menulis untuk menentang dan menyingkapkan rasul – rasul palsu yang terus menerus berbicara menentang dia secara pribadi dengan harapan dapat meruntuhkan wibawa dan kerasulannya dan untuk memutarbalikkan beritanya.
3. Ia juga menulis untuk menegur minoritas dalam jemaat yang sedang dipengaruhi oleh para lawan Paulus dan yang terus – menerus menolak wewenang dan tegurannya. Paulus meneguhkan kembali integritas dan wewenang rasulinya, menjelaskan motivasinya dan memperingatkan mereka terhadap pemberontakan yang lebih lanjut.
Kitab 2 Korintus ini berfungsi untuk mempersiapkan jemaat secara keseluruhan untuk kunjungan yang akan datang.
II. PENJELASAN
1. Ay. 1 – 2. Secara umum surat Paulus yang kedua ini kepada Jemaat di Korintus adalah surat Pembelaan kerasulannya yang diragukan oleh rasul – rasul palsu yang merasa kehilangan pamornya karena keberadaan Paulus di tengah – tengah jemaat, sehingga ada jemaat yang terjebak dan jatuh jebakan para rasul palsu tersebut. Sehingga dalam mengakhiri suratnya ini Paulus kembali mengingatkan bahwa jika ada yang hendak menggugat kerasulannya haruslah mempunyai keterangan dua atau tiga orang saksi supaya jangan hanya isu dan gossip yang dapat membuat orang menjadi jatuh ke dalam dosa. Paulus sebagai bapa rohani jemaat Korintus memberitahukan bahwa aktualisasi kasihnya kepada mereka akan menjadi keras adalah untuk kebaikan iman mereka.
2. Orang – orang Korintus meragukan Firman Allah yang disampaikan oleh Paulus, karena mereka melihat Paulus dari latarbelakangnya, baik ketika dia menganut agama Yahudi yang notabene menganiaya orang – orang Kristen. Tetapi Paulus menyatakan bahwa melalui dia, Kristus telah berkata – kata. kuasa ilahi bekerja di dalam pemberitaan Injil Kristus yang disalibkan (Rm 1:16; I Kor 1 : 18) melalui para pelayan yang tetap lemah di dalam keadaan sebagai manusia yang rapuh (2 Kor 4 :7; 11: 30; 12 : 5; 9 – 10; Rm 15 : 18). Tetapi Kristus yang berbicara melalui para pelayan (Paulus) tidak lemah dalam menghadapi manusia. Banyak bukti bahwa Tuhan itu berkuasa dan tidak lemah, terlihat dari kehidupan para umat Allah, artinya Firman Allah sangat berkuasa dan berpengaruh dalam kehidupannya (Rm 1 : 16 – 17)
3. Kristus yang disalibkan oleh karena kelemahan, kematiannya adalah bukti mutlak dari ketidakberdayaannya, bila dipandang dari mata manusia belaka. Artinya bagi orang – orang Yahudi tidak ada kuasa yang tampak ketika seseorang tergantung pada sebuah salib. Akan tetapi kuasa Allah bekerja justru pada peristiwa tersebut ( I Kor 1 : 17 – 25). Berita tentang itulah salah satu dijadikan dalil bagi rasul – rasul palsu agar jemaat di Korintus menolak Paulus sebagai Rasul. Tetapi bagi Paulus, kelemahannya bukan halangan bagi kuasa Kristus. Walaupun dia tidak diterima namun yang paling utama adalah kekuatan/kuasa Allah nyata dalam kehidupan mereka.
4. Fungsi sebenarnya dari kuasa ilahi adalah menyelamatkan – membangun dan bukan menghancurkan ( 2 Kort 12 :19; 13:20). Akan tetapi, kuasa yang sama harus menghakimi dan menghukum ketika orang – orang berdosa tetap tidak bertobat (lih. Ay.2). Jadi Paulus menyerukan para jemaat di Korintus (kita) agar menguji diri mereka sendiri. Moralitas erat sekali hubungannya dengan pengakuan iman. Kemurnian hidup adalah tanda yang tampak nyata dari kehidupan dan berdiri tegak di dalam iman. Mereka (kita) harus menguji diri mereka (kita) sendiri untuk melihat apakah benar menjalani kehidupan yang sesuai dengan panggilan dan pengakuan sebagai orang Kristen. Iman itu palsu apabila tidak disertai dengan ketaatan (10:6). Akan tetapi ketaatan bukanlah sekedar mengikuti serangkaian aturan. Ketaatan berarti sesuai dengan Injil; ini berarti dikendalikan oleh kasih Kristus.
5. Paulus dalam nas ini berdoa kepada Allah agar jemaat di Korintus jangan berbuat salah dan Allah memimpin mereka untuk berbuat apa yang baik. Artinya Paulus meminta kekuatan dari Allah di dalam pelayanannya tidak diragukan oleh orang – orang Korintus karena dia melakukan itu adalah karena Injil. Karena selama orang – orang Korintus menyimpang jalannya, maka pelayanannya di mata orang – orang Korintus adalah tidak dapat diabsahkan. Tetapi lebih jauh Paulus menginginkan kehendak Allah harus menang. Bahkan Paulus akan bersukacita ketika orang lain melihat dia tidak berarti apa – apa selain sebagai orang yang lemah karena hal yang utama bahwa mereka tetap kuat melalui kuasa Kristus yang bekerja di dalam dirinya dan diri mereka. Oleh sebab itu doanya bukanlah untuk dirinya sendiri, melainkan untuk pemulihan orang – orang Korintus, agar mereka berdiri teguh di dalam iman, semuanya itu dimaksudkan menghasilkan sesuatu yang membahagiakan – bagi dirinya dan orang – orang Korintus. Pelayanan Paulus selalu mempunyai tujuan yang positif : membangun bukan meruntuhkan
III. RENUNGAN
1. Perkembangan Kekristenan pada akhir – akhir ini sangatlah menggembirakan sekalipun tekanan dari kehidupan dunia telah benar – benar nyata. Hal ini menunjukkan bahwa kuasa Injil itu tidak dapat dihalangi oleh apapun, maka seperti ungkapan “semakin dibabat semakin merambat” adalah nyata dalam kehidupan Kekristenan. Tetapi tak dapat disangkal banyak orang saat ini menjadi pelayan Tuhan yang bersifat dan bersikap komersil, Makna panggilan sebagai hamba Tuhan sudah mulai bergeser menjadi profesi. Selain itu ungkapan pelayanan telah memasyarakat saat ini tetapi makna tidak pernah dapat dinikmati oleh setiap orang. Artinya banyak orang mengatakan “apa yang saya lakukan ini adalah sebagai pelayanan” tetapi kehidupannya tidak menunjukkan pelayanan, sering “pelayanan” hanya sebagai emosianal semata saja, isu, trend semata tanpa menunjukkan maknanya. Padahal makna dari pelayanan adalah Tuhan yang dipuji dan Tuhan yang dimuliakan (bnd. Filipi 9 : 11)
2. “Kepedulian” benar – benar telah menjadi kebutuhan setiap manusia mulai berada dalam rahim ibu. Kepeduliaan akan membuat manusia bertumbuh, berkembang, menjadi kuat dan teguh. Tetapi saat ini banyak orang tidak lagi menunjukkan hal itu di tengah – tengah kehidupan, karena menganggap bahwa kepeduliaan itu sudah tidak lagi relevan. Apalagi di dalam kehidupan Kekristenan, sudah jarang orang peduli kepada iman orang lain, apakah imannya itu teguh atau tidak, tidak lagi menjadi beban baginya karena prinsip hidupnya “emang aku peduli ama lu, imanku aja kuurus sudah syukur, kan ke sorga itu tidak bersama – sama”. Tetapi ketika seseorang telah menyandang gelar sebagai orang Kristen pada hakikatnya, dia telah peduli kepada semua orang. Paulus ketika dia telah menjadi Kristen dia telah peduli kepada semua orang, sekalipun dia tidak diterima dan disakiti hidupnya, dia tetap peduli pada iman orang lain, sehingga doanya adalah doa yang peduli kepada orang lain.
IV. DISKUSI
1. Bagaimana sikapmu terhadap pelayananmu dan para hamba Tuhan saat ini.
2. Apakah kuasa Allah telah kamu nikmati dalam hidupmu?
3. Setia kah imanmu hingga saat ini?

Sabtu, 02 Mei 2009

JUBILATE




JUBILATE (YEREMIA 31 : 7 - 14)


Dalam kondisi saat ini bagaimanakah kita menikmati, merasakan dan memproduktifitaskan suka cita dalam kehidupan kita. Ada tiga hal yang menjadi landasan kita yakni :




  • Ingatlah janji - janji indah dari Tuhan Allah.


  • Ingatlah Allah tidak pernah membebani hidupmu.


  • Ingatlah Allah menjadi inisiator pertobatan hidupmu.


Jika hal ini kita lakukan maka Jubilate akan kekuatan kita untuk menyongsong kehidupan yang kekal yang akan dibawakanNya ketika Dia hadir untuk keduakalinya di dunia ini.