Rabu, 29 April 2009

Waktu Adalah Imanmu

WAKTU ADALAH IMANMU
"Besok kita harus On Time bertemu di sini ya". Ungkapan ini selalu dilontarkan oleh setiap orang dalam kehidupan ini, yang menunjukkan bahwa "waktu" Sangat penting bagi setiap manusia. Tetapi realitanya setiap orang selalu tidak mempergunakan waktu dengan baik bahkan menyiayiakannya atau mengkorupsinya, dengan suatu alasan "budaya timur" yaitu "kita kan masih dapat berkompromi untuk hal itu". Padahal dari sikap tersebut kita telah mulai mematikan kehidupan ini. Berapa banyak energi, ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, politik, dsb yang habis untuk memikirkan ketepatan waktu. Lihatlah Tuhan Allah tidak pernah terlambat untuk menepati waktunya karena Dia adalah waktu, pemilik waktu, bagiNya waktu adalah Kehidupan. (bnd. Wahyu 1 : 17, 21 : 26, 22 : 13; bnd. I Petrus 4 : 2). Jika kita menepati waktu maka kita telah mengaktualisasikan iman kita kepadaNya. Waktu adalah Imanmu.

Selasa, 21 April 2009

Memulai dari Nol


Banyak orang gagal melakukan segala pekerjaannya karena tidak pernah mau memulai dari Nol, karena selalu mengingat akan kekalahan pada masalah lalu, padahal masa lalu itu tidak mau menolong kita untuk menciptakan suasana, warna yang baru. Tinggalkanlah masalah lalu anda dari mulailah dari nol. Selamat berjuang

Jumat, 03 April 2009


UJIAN UNTUK BELAJAR
DAN
MENGENAL ALLAH
FILIPI 2 : 12 – 16

1. Saudara – saudara yang terkasih di dalam Yesus Kristus, siapa yang tidak ingin mengalami kesuksesan dalam segala hal, tidak ada yang bercita – cita mengalami kegagalan di dalam hidupnya. Maka untuk untuk mencapai kesuksesan tersebut maka kita melakukan segala bentuk metode. Metode tersebut ada baik dan yang buruk untuk dirinya maupun untuk lingkungannya sendiri. Misalnya memotong kompas seperti yang dilakukan oleh tokoh Bruto dalam film kartun Popay Si Pelaut, sehingga merugikan kehidupannya dan si popay sendiri. Tetapi metode yang baik dan konsisten melakukan yang baik adalah tokoh Dora The Explores.
2. Demikian halnya dengan dalam dunia pendidikan setiap orang pasti ingin berhasil dalam dunia pendidikan, ingin pintar dan mengetahui segala ilmu yang dipelajari. Secara umum kita memaknai pendidikan itu adalah untuk membuka pintu gerbang kemungkinan untuk menjadi manusia dewasa dan mandiri. Pembelajaran memungkinkan seorang anak manusia berubah dari “tidak mampu” menjadi “mampu” dan “tidak berdaya” menjadi “sumber daya” karena itu tanpa pembelajaran semua itu tidak mungkin terjadi Sehingga untuk mencapai hal tersebut maka metodenya juga berbeda – beda,
ada yang menjadi kutu buku dengan membaca buku sampai habis artinya hidupnya tidak akan berarti bila tidak membaca buku.
Ada yang memiliki prinsip bahwa hidupnya adalah belajar artinya segala aspek dan aktivitas hidupnya adalah untuk belajar dan belajar selama – lamanya, selama masih hidup berarti harus belajar.
Ada pula yang sampai menyiksa diri dengan merendam kakinya pada air baik pada malam hari maupun pagi hari untuk cepat mengalami kepintaran
Ada pula yang mengkonsumsi suplemen supaya daya tangkapnya cepat. Artinya termakan iklan media cetak “Anda ingin cepat pintar maka minumlah …..”
Ada yang menemui paranormal atau dukun tetap dengan tujuan supaya pintar.
Bahkan ada mempergunakan ibadah sebagai magic dan jimat, seperti yang kita lakukan saat ini
3. Tetapi dari sudut Iman Kristen seseorang ingin memperoleh kepintaran dan kesuksesan yang baik dan positif dalam dunia pendidikan maka harus berangkat dari Keselamatan yang telah diberikan Tuhan Allah kepada kita semuanya. Setiap orang Kristen telah memperoleh keselamatan dalam Kristus, dan telah bekerja di dalam diri mereka dan memenuhi hidup mereka seluruhnya. Keselamatan itu telah membuat manusia memiliki arti kehidupan karena dalam hal ini Allahlah yang bekerja dan Allah menuntut manusia untuk menjaga dan melaksanakan, mengerjakan, menyelesaikan dan menunaikan keselamatan itu. Dengan kata lain segala aktivitas kehidupan manusia adalah untuk Allah. Seperti halnya dalam dunia pendidikan, kita belajar dan menjadi pintar, menjadi mampu dan dewasa adalah untuk Tuhan bukan untuk diri kita sendiri.Dan untuk mengenal diri kita dan mengenal Allah sebagai pemberi keselamatan bagi kita
4. Apabila hal itu dilakukan manusia dengan benar maka tidak akan ada lahir dalam hidup, sikap bersungut – sungut dan jika kita tidak berhasil dalam dunia pendidikan, maka kita akan mengoreksi diri kita apa kita telah mengecewakan hatiNya atau ada suatu rencana yang lain untuk hidup kita. Demikian halnya jika kita bersungut – sungut maka kita menyatakan bahwa kehidupan kita adalah kita yang memiliki bukan lagi Allah sebagai pemberi kehidupan tersebut dan kita tidak memiliki hubungan dengan Allah. Karena sebagai anak – anak Allah tidak ada kamus bersungut – sungut dalam hidupnya dan sebagai anak – anak Allah tidak bercampur dengan unsur – unsur yang tidak murni, tidak bercela di dalam dunia.
5. Itu sebabnya jika anda akan mengikuti ujian bukanlah untuk berbuat dosa tetapi untuk menjadi kudus. Untuk apa kita memperoleh nilai yang tinggi tetapi membuat kita jatuh kedalam dosa dan tidak memperoleh kehidupan yang kekal (bnd. Matius 10 :39). Beberapa hari lagi anda akan mengikuti ujian berarti kita mulai masuk pada fase pengaktualisasian iman kita masing – masing dan mulai menikmati kedewasaan iman. Dan hal itulah yang membuat kita untuk disiplin belajar dan belajar untuk menyenangkan hati Tuhan. Kita akan mengecewakan hati Tuhan apabila kita belajar untuk ujian. Pengaruh negative dari hal itu adalah membuat kita “merasa dewasa” padahal membuat kita semakin kerdil artinya kita akan menghalalkan berbagai cara untuk keberhasilan dalam ujian tersebut.
6. Perlu kita ingat sebagian besar manusia tidak mendisiplin dirinya untuk tetap belajar tanpa henti.Oleh sebab itu “Belajar untuk hidup adalah Learning how to do” akan membawa kita kepada disiplin untuk tetap belajar sedangkan “Hidup untuk belajar adalah Learning to be” akan membuat kita belajar secara temporer dan insidentil saja dan tidak akan membuat kita dewasa dan tidak mengantar kita mencapai tujuan Jika ditransformasikan ke iman Kristen maka adalah “Keselamatan untuk hidup” maka tuntutan keselamatan akan kita lakukan dengan baik tanpa bersungut – sungut dan “Hidup untuk keselamatan” maka akan menghantar kita pada sikap tidak bertanggungjawab dan tidak peduli pada kepentingan Tuhan tetapi hanya pada kepentingan kita saja.Saudara – saudara! Jangan pernah berbuat mengecewakan Tuhan dalam hidupmu tetapi jadilah anak – anak Allah dalam dunia pendidikanmu. Amin!

Pemimpin


Seorang Pemimpin yang baik adalah dia yang mau untuk menciptakan pemimpin yang baru. Pemimpin yang berhasil adalah dia yang bekerja untuk yang dipimpinnya.
Pemimpin yang teladan adalah dia yang mau mengorban hidupnya untuk yang dipimpinnya. Pemimpin yang baik pasti mendengarkan suara yang memanggilnya dan memilihnya yaitu Allah.

Kamis, 02 April 2009

Seorang Anak Kecil


Pertanyaan seorang anak, sering diabaikan oleh orang dewasa bahkan orangtuanya, dianggap tidak bermanfaat, padahal setiap kata yang keluar dari seorang anak kecil adalah gambaran manusia pada masa yang akan datang. Kita sering mengatakan bahwa anak kecil adalah new generation (generasi baru) tetapi tanpa kita sadari bahwa apa yang terungkap dari perkataan seorang anak kecil adalah bentuk kehidupan pada generasi yang berikutnya. Karena itu jangan pernah abaikan perkataan Anak kecil. Misalnya : Ada seorang anak kecil berkata kepada seorang ayahnya "Pa, boleh aku beli teh botol, aku tidak akan beritahu kepada mama kalau papa merokok" (kebetulan papanya tidak dibolehkan untuk merokok oleh mamanya alasan kesehatan). Perkataan anak tersebut menggambarkan bagaimana kehidupan diplomasi yang akan datang. Tetapi mungkin jika kita pada posisi anak tersebut apa yang akan kita lakukan? Mengabaikannya kah atau menyikapinya?

Hidup Yang Berarti


Di dalam perjalanan hidup ini banyak orang tidak menggunakan kesempatan yang ada, selalu orang mengatakan tidak ada waktu untuk itu, tetapi Time (waktu) banyak diberikan oleh Sang Pencipta. Sehingga ketika seseorang hendak melakukan aktivitas dalam hidup ini senantiasa tidak melahirkan inovasi dan kreatifitas. Orang selalu takut untuk memulai dan mengerjakannya yang ada hanyalah pesimistis, keragu - raguan, kekuatiran, dan kemandulan aktivas. Apa yang kita lakukan untuk hari ini, besok, dan selanjutnya? Hidup ini haruslah berarti dihadapan Tuhan